Jumat, 08 April 2011

sosiologi hukum



GAMBARAN RINGKAS TENTANG SEJARAH TEORI SOSIOLOGI

1.      Apakah teori

Suatu teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih atau pengaturan fakta menurut cara – cara tertentu. Fakta merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat di uji secara empiris. Bagi seseorang yang mempelajari sosiologi, maka teori-teori tersebut mempunyai beberapa kegunan antara lain :
a.       Suatu teori atau beberapa teori merupakan iktiar dan pada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkal objek yang dipelajari sosiologi.
b.      Teori memberikan petunjuk terhadap kekurangan pada seseorang yang memperdalam ilmu pengetahuan di bidang sosiologi.
c.       Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih menghususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
d.      Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi yang penting untuk penelitian
e.       Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui ke arah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa ini.
2. Perhatian Masyarakat Terhadap Masyarakat Sebelum Comte
            Masa Aguste Comte dipakai sebagai patokan, oleh karena sebagaimana dinyatakan di muka Comte yang pertama kali memakai istilah atau pengertian sosiologi. Sosiologi dapatlah dikatakan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang relatif muda usianya, karena baru mengalami perkembangan sejak masa Comte tersebut.
            Seorang filosof barat yang untuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis adalah plato (429-347 S.M), seorang filosof romawi. Sebetulnya plato bermaksud untuk merumuskan suatu teori tentang bentuk negara yang dicita-citakan, yang organisasinya didasarkan pada pengamatan kritis terhadap sisitem sosial yang pada masanya. Plato menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya.
            Dengan jalan menganalisis lembaga-lembaga di dalam masyarakat, maka plato berhasil menunjukan hubungan fungsional antar lembaga-lembaga tersebut yang pada hakekat merupakan suatu kesatuan menyeluruh. Dengan demikian maka plato berhasil merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat, yang mencakup bidang-bidang kehidupan ekonomis dan sosial. Suatu unsur yang menyebabkan masyarakat berdinamika adalah adanya sistem hukum yang identik dengan moral, oleh karena didasarkan oleh keadilan.
            Aritoteles (384 – 332 S.M) mengikuti sistem analisis secara organis dari plato. Di dalam bukunya politic, Aritoteles mengadakan sy\uatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pengertian politik digunakannya dalam arti  luas mencakup juga berbagai masalah ekonomi dan sosial.
            Pada akhir abad petengahan muncul ahli filsafat Arab Ibnu Khldun (1332 – 1406) yang mengukakan beberapa prinsip pokok untuk menapsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah. Prinsip yang sama akan dijumpai, bila ingin mengadakan analisis terhadap timbulnya teggelamnya negara-negara. Gejala yan sama akan terlihat pada kehidupan masyarakat pengembara, dengan segala kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Faktor yang menyebabkan bersatunya manusia dalam suku-suku dan negara dan sebagainya adalah rasa solidaritas. Faktor itulah yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatan bersama antara manusia.
            Pada zaman renaissance (1200-1600)  nama-nama seperti Thomas Mare dengan Utopianya dan Campela yang menulis City of San mereka masi sangat terpengaruh oleh gagasan terhadap adanya masyarakat yang ideal.
            Abad ke-17 ditandai fengan munculnya tulisan Hobbes (1538-1679) yang berjudul The Leviathan. Inti ajarannya diilhami oleh hukum alam, fisika dan metematika. Dia beranggapan bahwa dalam keadaan ilmiah, kehidupan manusia didasarkan oleh keinginan-keinginan mekanis sehingga manusia sering berkelahi.
            Dapatlah dikatakan, bahwa alam pikiran pada abad ke-17 tadi masi ditandai oleh anggapan-anggapan bahwa lembaga masyarakat terikat oleh hubungan-hubungan yang tetap. Hanya saja perlu dicatat bahwa sebagai akibat dari keterangan-keterangan yang diperoleh dari para pengembara dan missionaris, mulai tumbuh anggapan-anggapan tentang adanya relitivitas atas dasar lokalitas dan waktu.
            Rousseau antara lain berpendapat bahwa kontra antara pemerintah dengan diperintah, menyebabkan tumbuhnya suatu konektivitas yang mempunyai keinginan sendiri, yaitu keinginan umum. Keinginan umum tadi berbede dengan keinginan masing-masing individu.
            Pada awal abad ke-19, muncul ajaran lain diantaranya  Saint Simon (1760-1825) yang terutama menyatakan bahwa manusia hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok. Di dalam bukunya yang berjudul Memoirs Sur la Science de Phome dia menyatakan bahwa ilmu politik merupakan suatu ilmu yang positif. Artinya masalah-masalah dalam ilmu politik hendaknya dianalisis dengan metode-metode yang lazim dipakai terhadap gejala-gejala lain.
3. Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)
            Auguste Comte yang pertama kali memakai istilah sosiologi adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainya. Dia menyusun suatu sistematik dari filsafat sejarah, dalam rangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda –beda. Menurut Comte ada tiga tahap pekembangan intelektual yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap berikutnya. Tahap perttama dinamakannya tahap teologis atau fiktif, suatu tahap di mana manusia menapsirkan gejala-gejala disekelilingnya secara teolgid yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan oleh roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa.
            Tahap kedua yang merupakan perkembangan dari tahap pertama adalah tahap metafisik. Pada tahap ini manusia mengagap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya dapat diungkapkan, pada tahap ini manusia masi terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi.
            Gagasan tentang adanya ke tiga tahap tersebut, walaupu merupakan suatu fiksi akan tetapi hal itu memberikan keterangan terhadap pikiran manusia, serta sacara psikologis merupakan suatu perkembangan yang penting. Ke tiga tahap tadi dapat memenuhi pikiran manusia pada saat yang bersamaan, dimana kadang-kadang timbul pertentangan. Pertentang tersebut sering kali tidak disadari oleh manusia, sehingga timbul tidak keserasian.
            Menurut comte, suatu ilmu pengetahuan positif, apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-gajala yang nyata dan kontrit, tanpa ada halangan dari petimbangan dan penimbangan lainnya. Hirarki atau tingkatan ilmu pengetahuan, menurut tingkat pengurangan generalitas dan penambahan kompleksitasnya adalah sebagai berikut :
  1. Metematik
  2. Astronomi
  3. Fisika
  4. Ilmu kimia
  5. Biologi dan
  6. Sosiologi.
Hal yang menonojol dari sistematika Comte adalah penilaianya terhadap sosiologi, yang merupakan ilmu pengetahuan yang paling kompleks dan merupakan ilmu pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar tentang gejala sosial.
4. Teori – teori Sosiologi Sesudah Comte
            Suatu gambaran menyeluruh dan lengkap tentang teori-teori sosiologi sesudah masa Comte, akan diberikan pada bagian ini. Oleh karena itu dipili beberapa teori saja yang dikelompokan dalam beberapa manzab untuk memudahkan penyusunan. Teori banyak dipengaruhi oleh ilmu lain, maupun data yang diperoleh dari penggunaan ilmu-ilmu rtersebut.
a. Mazhab Gelografi dan Lingkungan
            teori yang masuik dalammazhab ini telah lama berkembang. Sejak dahulu kala, jarang, parah ahli pemikir menguraikan masyarakat manusianterlepas dari tanah atau lingkungan di mana masuyarakat tadi berada. Masyarakat mungkin timbul dan berkembang apabila ada tempat berpijak dan tempat hidup bagi masyarakat tersebut. Teori tersebut sangat logis dan sederhana karena dapat mencakup sejara perkembangan masyarakat tersebut.
            Di antara sekian banyak teori yang dapat digolongkan dalam maszhab ini, dipilihkan ajaran dari Edward Buckle dari ingris (1821-1862) dan Play dari Peracis (1806-1888). Didalam hasil karyanya berjudul history of Civilization in england ( yang tidak sesuai), Bukle meneruskan ajaran sebelumnya tentang pengeruh keadaan alam terhadap masyarakat.
b. Mazhab Organis danEvolusioner
            Teori bidang biologi, dalam arti luas. Banyak mempengaruhi teori sosiologi. Memeng harus diakui bahwa sejak abad pertengahan banyak ahli-ahli fikir masyarakat yang mengadakan analogi antara masyarakat manusia dengan organisme manusia.
            Herbert Spencer adalah seorang yang pertama menulis masyarakat atas dasar data empiris yang kongrit. Dalam hal ini dia telah memberukan suatu model kontrit yang secara sadar maupun tidak sadar diikuti sosiologi sesudah dia. Suatu organisme, menurut Spencer akanbertambahn sempurna apabila bertambah kompleks dan dengan adanya diferensiasi anatara bagian-bagiannya.
c. Mazhab Formal
            ahli fikir menonjol dari mazhab ini, kebanyakan dari jerman, sangat terpengaruh oleh ajaran-ajaran dan filsafat Immanuel Kant. Salah seorang diantaranya adalah Georg Simmel (1858-1918). Menurut Simmel, elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur  hubungan antara elemen-elemen tersebut. Bentuk-bentuk tadi merupakan elemen itu sendiri. Adalah tugas seseorang sosiolog untuk menganalisis proses terjadinya dan mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh tersebut.
            Selanjutnya Simmel berpendapat bahwa berbagai lembaga didalam masyarakat terhujut dalam bentuk superiorita, subordinai dan konplik, semua berhubungan sosial, keluarga, agama, peperangan, perdagan, kelas-kelas dapat diberi kareteristik menurut salah satu bentuk di atas atau ketiganya.
Menurut Simmel, seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individual dan sosialisasi. Tanpa menjadi warga masyarakat tak akan munkin seseorang mengalami proses interaksi antara individu dengan kelompok.
d. Mazhab Psikologi.
            Di antara sosiologi yang mendasarkan teorinya pada psikologi adalah Cabricl Tarde (1843 – 1904) dari perancis. Di mulai dengan satu dugaan atau pandangan awal bahwa gejala sosial mempunyai sifat spikologis yangterdiri dari imteraksi jiwa-jiwa individu, dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan.
e. Mazhab Ekonomi
            Di kemukakan ajaran dari Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1b64–1920) dengan catatan bahwa ajaran-ajaran Max weber sebenarnya mengandung aneka macam segi sebagai mana halnya dengan Durkheim. Memang, durkheim dan weber adalah dua orang tokoh sosiologi yang paling terkemuka dalam sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
Marx telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial.

f. Mazhab Hukum
Didalam sorotannya terhadap masyarakat, Durkheim menaruh perhatian yang besar terhadap hukum yang dihubungkannya dengan jenis-jenis solidaritas yang terdapat didalam masyarakat. Hukum menurut Durkheim adalah kaidah-kaidah yang bersaksi yang berat ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, angapan-anggapan serta keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan. Didalam masyarakat dapat ditemukan dua macam saksi kaidah-kaidah hukum yaitu saksi yang represif dan saksi yang restitutif. Pada masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanis terhadap kaidah-kaidah hukum dengan saksi yang represif, sedangkan saksi-saksi restitutif terdapat pada masyarakat atas dasar solidaritas organis.
Kaidah hukum dengan saksi represif biasanya mendatangkan penderitaan bagi pelanggar-pelanggarnya. Sanksi tersebut menyagkut hari depan dan kehormatan seorang warga masyarakat, atau bahkan merampas kemerdekaan dan kenikmatan hidupnya. Kaidah-kaidah hukum sanksi demikian adalah hukum pidana.

D.     RUANG LIKUP DAN METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Sosiologi mempelajari obyeknya yaitu masyarakat. Untuk kepentingan itu sosiologi mempunyai cara kerja atau metode (method) yang juga dipergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode yaitu metode kualitatip dan metode kuantitatip. Metode kualitatip mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif termasu metode historis dan metode komparatif yang keduanya dikombinasikan menjadi historis-komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiologi yang ingin menyediakan akibat-akibat revolusi (secara umum) akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk mene revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa yang silam.
Metode komporatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk mandapatkan petunjuk-petunjuk mengenai prilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, dan juga mengenai masyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat peradapan yang berbeda atau yang sama. Metode study kasus (case study)bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah-satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Study kusus daapt digunakan untuk menelaah suatu keadaan, klompok masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan-persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat-alat yang dipergunakan oelh metode study kasus adalah misalnya wawancara (interviu)pertanyaan-pertanyaan (questionnaires), dari daftar pertanyaan-pertanyaan (schedules), participant observer technique dan lain-lain
            Tehnik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersusun. Pada yang pertama, penyidik menyerahkan pembicaraan kepada orang yang diajak berwawancara, sedangkan pada yang terakhir, penyidik yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan tehnik tersebut, penyidik harus sadar bahwa apa yang dikemukakan oleh yang diajak berwawancara, sedikit banyaknya terpengaruh oleh kehadirannya. Pada tehnik questionnaires, telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tehnik tersebut hampir sama dengan schedules, dimana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan-pertannyaan yang telah disusun terlebidahulu.
            Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari klompok sosial yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini penyidik akan berusaha sedapat-dapatnya unutk tidak mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat yang sedang diselidikinya.
            Metode kualitatif tersebut mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematik. Yang termasuk jenis kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu teknik yang dinamakan Sociometri yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Socimetri mempergunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan antar manusia dalam masyarakat. Jadi Socimetri adalah himpunan konsep-konsep dan metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitayif.
            Metode sosiologi lainnya didasarkan pada penjenisan antara metode induktif yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah yang berlakuk dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya yaitu mulai dengan kaidah yang dianggap berlaku umum yang kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.

            Hampir sama, akan tetapi pada hakekatnya berbeda adalag pengolongan metode sosiologi ke dalam jenis metode empiris yang menyandarkan diri pada keadaan yang dengan nyata di dapat dalam masyarakat. Dan jenis metode rationalistis yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan. Metode empiris dan sosiologi moderen dihujudkan dengan research ataun penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistem matis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut. Research dapat bersifat basic atau applied.
    
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
  1. Pengantar
Manusia pada umunya dilahirkan sendiri, akan tetapi manusia tanpa manusia lainya pasti akan mati karena manusia tidak dikaruniai oleh tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri.
Didalam hubungan antara manusia yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan  tadi, sehinga reaksi tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi lebih luas.
Sejak lahir manusia sudah mempunyai 2 hasrat atau keinginan pokok yaitu:
  1. keinginan untu menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
  2. keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut , manusia menggunakan fikiran, perasaan, dam kehendaknya.
  1. Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok-kelompok Sosial
Hampir semua manusia , pada awalnya merupakan anggota kelompok social yang dimulai dari kelompok kecil yang dinamakan keluarga, ataupun kelompok besar seperti desa,
Manusia merupakan mahluk yang bersegi jasmaniah (raga) dan rohaniah (jiwa), segi rohaniah manusia terdiri dari fikiran dan perasaan. Apabila di serasikan akan menghasilkan kehendakyang kemudian menjadi sikap tindak, sikap tidak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia.
Manusia dengan prilakunya yang tertentu , yang sudah membudaya, maka gejala itu menjadi patokan prilaku yang pantas yang disebut juga norma atau kaedah sebagai dasar interaksi social.
  1. Tipe-tipe Kelompok Sosial
klasifikasi tpe-tipe kelompok social diklafikasikan dari berbagai criteria ukuran
geog simmel mengambil ukuran besar kecilnya jumlah kelompok, bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya serata interaksi social dalam kelompok tersebut.
Kemudian Leopold von wise dan howard becker mengambil ukuran atas dasar derajat interaksi social dalam kelompok social tersebut.
  1. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
  1. kerumunan
kerumunan jelas tidak terorganisasi, ia dapat mempunyai pimpinan akan tetapi tidak mempunyai system pembagian kerja maupun system pelapisan social artinya interaksi didalamnya bersifat sepontan dan tidak terduga, serta orang-orang yang hadir  dan berkumpul mempunyai kedudukan yang sama
bentuk-bentuk kerumunan umum adalah sbb:
  1. kerumunan yang bertikulasi
-         khalayak penonton atau pendengar yang formal ” kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan”
-         kelompok ekspressif yang telah direncanakan “kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam akativitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya”.
  1. kerumunan yang bersifat sementara
                                 i.            Kumpulan yang kurang menyenangkan, “dalam kerumunan ini, kehadiran orang-orang lain merupakan merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang”
                               ii.            Kerumunan orang-orang yang sedang keadaan panik “ dorongan dalam dari individu yang kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik” 
                              iii.            Kerumunan penonton “kerumunan yang tidak direncanakan yang dalam kegiatannya tak terkendalikan”.
  1. kermunan yang berlawanan
                     i.            kerumunan yang bertindak emosional “ kumpulan orang-orang yang karena merasakan bahwa hak-haknya di injak-injak atau karena tak ada keadilan”.
                   ii.            Kerumunan yang bersifat immoral “kumpulan orang-orang yang bertentangan dengan norma-norma.
  1. publik
kelompok yang tidak merupakan kesatuan,interaksi terjadi tidak secara langsung, dan dilakukan melaui alat-alat komunikasi
  1. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1. Masyarakat perkotaan adalah masyarakt kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya
2. masyarakat setempat
anggota-anggota suatu kelompok baik kelompok besar maupun kecil yang hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama.
Dasar –dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas, dan perasaan semasyarakat setempat tesebut
  1. tipe-tipe masyarakat setempat
  1. jumlah penduduk
  2. luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
  3. fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
  4. organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
kriteria diatas dapat digunakan untuk membedakan antara macam-macam jenis masyarakat setempat yang sederhana dan modern.

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
  1. Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan budaya, dengan demikian tak ada masyarakat yang tidk mempunyai kebudayaan dan sebalinya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya.
Dua antropolog yaitu Mclville j. Herkovits dan Bronislaw Molinowski mengemukakan  bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu tedapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang superorganic, karena budaya yang berturun-menurun dari generasi-kegenerasi tetap hidup terus. Walau oramg-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
Kata kebudayaan berasal dari buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Adapun istilah culture yang berasal dari bahasa latin corole  diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
E.B Tylor mendefinisikan kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adapt istiadat dan lain kemampuan-kemampuan seta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo soemarjan dan soelaeman soemardi merumuskan kebudayaan sebai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
  1. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa terdiri terdiri dari unsur-unsur yang besar maupun unsur yang kecil.
Melville j. herskovits mengajukan 4 unsur kebudayaan
  1. alat-alat teknologi
  2. system ekonomi
  3. keluarga
  4. kekuasaan politik
sedang kan bronislaw molinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dan antropologi, menyebut unsure-unsur kebudayaan sebagai berikut:
  1. system norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat didalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
  2. organisasi ekonomi
  3. alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu dingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama
  4. organisasi kekuatan.
Inti dari pendapat –pendapat sarjana itu menunjukan, adanya 7 unsur kebudayaan yang ianggap sebagai  cultural universals, yaitu:
  1. peralatan dan pelengkapan hidup manusia
  2. mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
  3. system kemasyarakan
  4. bahasa
  5. kesenian
  6. system pengetahuan
  7. religi
  1. fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusi dan masyarakat, salah satu kekuatan yang harus dihadapi oleh angota masyarakat seperti kekuatan alam, hasil karya masyarakat melahirkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya, teknologi pada hakekatnya memiliki paling sedikitnya 7 unsur, yaitu:
1. alat-alat produktif
2. senjata
3. wadah
4. makanan dan minuman
5. pakaian dan perhiasan
6. tempat perlindungan atau perumahan
7. alat-alat transport
  1. Sifat Hakekat Kebudayaan
Walupun setiap manusia mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda , namun kebudayan mempunyai sifat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan, yaitu
  1. kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat prilaku manusia
  2. kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu , dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
  3. kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
  4. kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang di terima dan di tolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang di izinkan
sifat hakekat kebudayaan alah ciri setiap kebudayaan, untuk memahami sifat hakekatnya yang esensial, terlebih dahulu harus memecahanpertentangan-pertentangan yang ada didalamnya,yaitu:
  1. didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal
  2. kebudayaan bersifat stabil disamping juga dinamis, dan setiap kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang continue
  3. kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu jarang disadari manusia itu sendiri
  1. Keperibadian Dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Prilaku manusia dapat di bedakan dengan keperibadiannya, karena keperibadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Keperibadian menurut Theodore m. nemcomb yaitu, merupakan organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap prilaku. Keperibadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap  seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan secara khusus apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menaggapi suatu keadaan. Jadi sebenarnya keperibadian adalah organisasi faktof-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari prilaku individu.
Factor-faktor biologis dapat mempengaruhi keperibadian secara langsung dan factor psikologis yang dapat mempengaruhi keperibadian adalah unsure temperamen, kemapuan belajar, perasaan dan sebagainya.
Untuk membatasi diri daripada hal-hal penting bagaimana kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk keperibadian , yakni;
  1. kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan, disini kita jumpai keperibadian yang saling berbeda antara indivudu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal didaerah yang tidak sama dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
  2. cara hidup di kota dan di desa yang berbeda(urban dan rural ways of life)
  3. kebudayaan khusus kelas social . setiap masyarakat mempunyai sifat menghagai yang tertentu terhadap bidang-bidang kehidupan yang tertentu pula, sehingga kita mengenal lapisan social yang tinggi, rendah dan menengah.
  4. kebudayaan khusus atas dasar agama.agama mempunyai pengaruh besar didalam membentuk keperibadian seseorang individu
  5. kebudayaan berdasarkan profesi, pekarjaan atau keahlian juga member pengaruh besar didalam membentuk keperibadian seseorang
dari beberapa kenyataan diatas , dapatlah kesimpulan betapa besarnya pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan keperibadian. Intinya kebudayaan setiap masyarakat adalah system nilai yang dianut masyarakat pendukung kebudayaan bersangkutan.
  1. Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan sebenarnya gerak manusia yang hidup didalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan, dan gerak manusia terjadi oleh sebab dia mengadakan hubungan dengan manusia lain.



PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
A. PENGERTIAN
Para sosiolog memandang betapa pentingnya pengetauan tentang proses social, mengingat  bahwa pengetahuan prihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Pengetahuan tentang proses-proses social memungkinkan seseorang untuk memeperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat, pandangan para sarjana sosiologi klasik yang lebih menitikberatkan pada  struktur daripada masyarakat  sedangkan saat ini sosiolog memperhatikan kedua hal itu yang mempunyai aspek-aspek struktual dan prosesual semua itu mempunyai suatu derajad dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola tertentu prilaku yang berbeda tegantung dari masing-masing situasi yang dihadapi.
Pembahasan tentang proses social yang mencakup ruang lingkup yang luas merupakan serangkaian studi sosiologi pada tingkat lanjutan sedangkan tentang interaksi social sangat berguna didalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakatpada hubungan-hubungan social yang dinamis.

B. INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI FAKTOR UTAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Bentuk umum proses social adalah interaksi social yang merupakan syarat utama terjadinya aktivtas-aktivitas social atau hubungan-hubungan ssosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok-kelompok, maupun perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi orang-perorangan yaitu apabila seseorang bertemu muka dengan orang lain, sedangkan interaksi social antara kelompok-kelompok manusia terjadi apabila kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya, dan interaksi social antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula didalam masyarakat, interaksi tersebut mencolok manakala terjadinya benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.
Berlangsungnya suatu interaksi  didasari oleh berbagai factor , antara lain, factor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam, maka factor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi social yang salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang berlaku. Factor sugesti berlangsung apabila seseorang mamberi pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain atau mungkin sugesti terjadi apbila orang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan atau masyarakat. Sedangkan proses  simpati sebenarnya merupakan suatu proses  dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain, didalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting walaupun dorongan utama adalah untuk memahami fihak lain untuk bekerja sama dengannya.
Hal-hal tersebut diatas merupakan factor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya suatu proses interaksi social,walaupun kenyataan proses tadi memang sangat kompleks, sehingga kadang-kadang sulit mengadakan perbedaan tegas antara factor-faktor tersebut. Akan tetapi dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat , walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi  dan simpati yang secara relative agak lebih lambat proses berlangsungnya.

C. SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Suatu interaksi tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
  1. adanya kontak social ( social-contact)
  2. adanya komunikasi

secara fisik kontak baru terjadi apabila  terjadi hubungan badaniahakan tetapi orang dapat mengadakan hubungan dengan orang lain tanpa menyentuhnya, dengan perkembanagan teknologi dewasa ini orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui, telepon, telegram, radio, surat dan seterusnya. Koontak social berlangsung dalam tiga bentuk :
  1. antara perorangan, yaitu suatu proses, dimana anggota masyarakat yang baru, mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
  2. antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
  3. antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Terjadinya kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan , akan tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Dan suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder , kontak primer terjadi apabila apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, sedangakan kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung  dan melalui alat-alat seperti telepon, telegraf, dan lain-lain. Jadi arti terpenting  dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada prilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
D. KEHIDUPAN YANG TERASING
Kehidupan  terasing yang sempurna ditandai dengan ketidak mampuan untuk mengadakan interksi social dengan fihak-fihak lain. Kehidupan terasing dapat disebabkan karenaka secara badaniah seseorang diasingkan dari hubungan orang-orang lainnya, contoh orang terasing karena  cacat mental, pengaruh perbedaan ras atau budaya.
E. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Interaksi social dapat berupa kerja sama, persaingan, dan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian.
Gillin dan gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas , menurut mereka ada dua macam proses social yang timbul  sebagai akibat adanya interaksi social, yaitu:
  1. proses asosiatif. Yang terbagi dalam tiga bentuk khusus lagi, yaitu, akomodasi , asmilasi, dan akulturasi.
  2. proses disosiatif. Yang mencakup, persaingan,{persaingan yang meliputi kontrafensi dan pertentangan atau pertikaian.

Sistematik yang dikemukakan oleh Kimball Young, bentuk proses social adalah
  1. oposisi (yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian)
  2. kerjasama  (menghasilkan akomodasi)
  3. diferensiasi ( suatu proses dimana orang perorangan  didalam masyarakat memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda dengan orang lain dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia).
Tamotsu shibutani mengedepankan beberapa pola interaksi, yaitu:
  1. akomodasi dalam situasi-situasi rutin
  2. ekspresi pertemuan dan anjuran
  3. interaksi strategis dLm pertentangan-pertentangan
  4. pengembangan prilaku massa

dari berbagai sistematik apabila digabungkan dan diterapkan dapat menghasilkan gambaran yang lebih jelas , proses-proses interaksi yang pokok adalah:
  1. proses proses yang asosiatif

  1. kejasama
  2. akomodasi
2. Proses Disosiasif
            Proses-proses disosiasif sering disebut opositional processes, prsis halnya dengan kerja sama, dapat di temukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya di tentukan oleh kebudayaan dan system social masyarakat bersang kutan.
            Didalam msyarakat tertutup, ferakan social  vertical hampir tidak ada sebagai mana pada msyarakat yang mengenal system kasta. Persaingan antara kasta tida begitu banyak terjadi, walaupun persaingan antara kasta tetap ada. Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi atau prose-proses disosiasif di bedakan dalam tiga bentuk yaitu:
a.       Persaingan (competition)
b.      Kontravensi (contravention)
c.       Pertentangan atau pertikaian (competition)

a.       Persaingan
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses social. Dimana individu atau kelompok manusia bersaing, mencari keuntungan melebihi bidang-bidangkehidupan pada masa tertentu yang menjadi  pusat perhatian umum (baik perorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarikperhatian public atau dengan cara mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan, misalnya memperoleh kedudukan tertentu didalam suatu organisasi.
Tipe-tipe tersebut di atas menghasilkan beberapa persaingan yaitu:
i.         Persaingan Ekonomi
ii.       Persaingan Kebudayaan
iii.      Persaingan Kedudukan dan Peranan
iv.     Persaingan Ras
Persaingan dalam batas-batas tertentu, da[pat mempuyai beberapa fungsi yaitu:
i.        Menyalur kan keinginan indidvidu atau keompok yang bersifat kompotitif
ii.       Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang ada pada suatu masa menjadi pust perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing
iii.     Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar atas seks dan social
iv.     Persaingan juga dapat berfungsi sebgai alat untuk menyaring para warga golongan karya (“Funsional”) yang akhir nya akan menghasilkan pembagian kerj a yang efektif

Akibat-akibat persaingan mungkin saja bersifat asosiatif  mungkin pula bersifat disosiatif.
i.           Kepribadian seseorang
ii.          Kemauan
iii.        Solidaritas kelompok
iv.        Disorganisasi
v.         Contravensi (Contravesion)

b.      Kontarvensi  (Contravetion)
i. Pengertian
            Kontravensi  pada hakekat nya merupakan suatu bentuk proses social yang berada dalam bentuk persaingan dan pertentangan  atau pertikaian. Kontavensi terutama ditandai oleh gejala-gejala tidak  pastian mengenai diri seseorang atau sesuatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seceorang.
            Bentuk-bentuk Kontravensi menurut Leopold von wise, dan Howard Becker, ada lima, yaitu:
1.      Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan dari mengacaunya pihak lain.
2.      Yang sederhana seperti menyang kal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, men fitnah, melempar kan beban pembuktian kepada pihak lain, dan seterusnya.
3.      Yang intensif menyang kut penghasutan, menybabkan desas-desus, mengecewakan pihak lain dan seterusnya.
4.      Yang rahasia, umpamanya mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya.
5.      Yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, menggangu atau mebingungkan pihak lain, umpamanya dalam kompanye partai politi dalam penilihan umum.

ii.Tipe-Tipe Kontravensi
            Kontravensi Parlementer berkaitan dengan hubungan antara golongan –golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat baik yang menyangkut hubungan merekadalam lembag-lembaga Legeslatif, Keagamaan, Pendidikan, dan seterusnya. Tipe-tipe tersebut antara lai n sebagai berikut:
I.       Kontravensi antar msyarakat-msyarakat setempat, (com,unity
II.   Antogonisme Keagamaan
III. Kontrovensi intelektual
IV.              Oposisi moral

c.        Pertentangan (Pertikaian atau Conflict)
Pribadi atau kelompok yang menyadari adanya perbedaan-perbedaan missal nya dalam cirri-ciri badaniah, emosional , unsure-unsur kebudayaan, pola-pola prilaku dan seterusnya – dengan pihak lain. Seba-sebab atau akar-akar dri pertentangan antaralain adalah:
I.       Perbedaan antara individu individu
II.    Prbedaan kebudayaan
III.  Perbedaan kepentingan
IV. Perubahan social          


Walaupun pertentangan merupakan proses disosiasif  yang agak tajam, akan tetepi pertentangan  sebagai salah satu bentuk proses sosial juga mempunyai fungsi positif bagi masyarakat.Dalam kelompok dimana interaksi social anatara warga tidak terlalu rapat, kemungkinan besartidak akan memberikan akibat- akaibat yang negative.
Tinggi nya frekuensi pertentangan antar kelompok sering terlihat adanya kecendrungan untuk menekan pertentangan anatara kelompok sering terlihat adanyakecendrungan untuk menekan  pertentangan yang terjadi dalam lingkunga nkelompok sendiri. Sebagai tambahan pertentangan dalam kelompok mungkin membantu menghidup kan kembali norma-norma social atau sebalik nya menimbulkan norma-norma social baru.
Pertentangan, Seperti di uraikan di atas, dapat pula menjadi sarana mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam msyarakat. Masyarakat biasa mempunyai sarana-sarana  untuk menyalurkan benih benih per musuhan ; alat-alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan SAFETY-VALVE INSTITUONS. Safety-valve instituons menyediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan pihak-pihak yang bertikaiagar tersalur kearah lain. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus antara lain:
1.Pertentangan Pribadi
2.Pertenangan Rasial
3.Pertentangan anatara kelas-kelas

I.                   METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI

Setelah mendapatkan gambaran dan poko-pkok tentang ruang lingkup soioligi beserta hubungannya dengan ilmu-ilmu sosiaal lainnya, sangat jelas sosiologi mempelajari obyeknya yaitu masyarakat dengan demikian diperlukan cara kerja atau metode (method), metode kualitatif dan kuantitatif yang juga digunakan ilmu pengetahuan lainnya.
Metode kualitatif yaitu menggunakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran lainnya yang bersifat Eksak walaupun bahan-bahan tersebut ada dan nyata di dalam masyarakat. Metode histories  digunakan untuk menganalisis atas peristiwa yang silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum atau dengan kat lain seorang sosiologi yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi yang mempergunaka bahan-bahan sejarah untuk menganalisa apa yang terjadi di masa silam.
Metode komprantif yaitu mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya, atau dengan kata lain metide komperatif sama dengan metode kasus (case study) dimana seorang sosiologi mempelajari gejala-gejala nyata di dalam kehidupan masyarakat dengan cara wawancara (interview), pertanyan-pertanyaan (questionnaires), dan participant observer technique (ikut serta di dalam kehidupan masyarakat yang di selidiki tanpa mempengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut. Metode kuantitatif  menggunakan bahan atau keterangan-keterangan dengan angka-angka, setelah dilakukan penelitian  dapat diukur dengan skala-skala, indeks, table, dan formula-formula yang semua itu sedikit banyaknya menggunakan ilmu pasti atau matematika.
Metode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling meleggkapi dan memiliki alat kerja sendiri untuk  menganalisis masalah-masalah yang terdapat dilapangan khususnya sosiologi untuk masyarakat, akan tetapi pada hakekatnya berbeda adalah pengolongan metode sosiologi ke dalam jenis metode empiris yang menyandarkan diri pada keadaan yang dengan nyata di dapat dalam masyarakat. Dan jenis metode rationalistis yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan. Metode empiris dan sosiologi moderen dihujudkan dengan research ataun penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistem matis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut. Research dapat bersifat basic atau applied.

II.                  GAMBARAN RINGKAS TENTANG SEJARAH TEORI-TEORI    SOSIOLOGI

Teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih , atau pengutaraan fakta menurut cara-cara tertentu, atau dengan kata lain teori adalah hubungan antara dua variable atau lebih yang diuji kebenarannya.
  1. Perhatian masyarakat sebelum Comte
    1. Plato (429-347 S.M)
Seorang filosof romawi yang merumuskan suatu  teori tentang bentuk negara yang di cita-citakannya yang organisasinya didasarkan pada pengamatan kritis terhadap sistem-sistem sosial saat itu masyarakat yang sebenarnnya merupakan refleksi dari manusia perorangan yang memiliki keseimbangan jiwa yaitu nafsu, semangat, dan inteligensia. Disini plato, merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat yang mencakup bidang ekonomi dan sosial  yang berdasarkan keadilan.
    1. Aretoteles (384-322 S.M)
Arestoteles mengikuti sistem analisis organis dari Plato, perhatian arestototes terhadap biologi, mengadakan suatu analogi antara masyarakat dengan organisme biologi mannusia jadi menurut beliu basis masyarakat adalah moral (etika).
    1. Khaldun (1332-1406)
Ahli filsafat asal arab, mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social dan pristiwa-pristiwa dalam sejarah yang dianalisis dari kegiatan-kegiatan antar manusia (rasa solidaritas).
    1. Reanissanee
Melakukan pendekatan secara mekanis terhadap masyarakat
    1. Hobbes
Kehidupan manusia berdasarkan keinginan-keinginan yang mekanis bahwa untuk mencapai hidup damai dan tentram diperlukan suatu perjanjian atau kontrak terhadap fihak-fihak yang mempunyai wewenang.
    1. Saint Simon
Pada awal abad ke-19, muncul ajaran lain diantaranya  Saint Simon (1760-1825) yang terutama menyatakan bahwa manusia hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok. Di dalam bukunya yang berjudul Memoirs Sur la Science de Phome dia menyatakan bahwa ilmu politik merupakan suatu ilmu yang positif. Artinya masalah-masalah dalam ilmu politik hendaknya dianalisis dengan metode-metode yang lazim dipakai terhadap gejala-gejala lain
           
  1. Sosiologi Aguste Comte
beliulah yang pertama kali memakai istilah “sosiologi”, dia menyusun suatu sistematika dan filsafat sejarah. Comte mempunyai dua macam teori yaitu teori sosiologi statis ( hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat), dan sosiologi dinamis ( perkembangan dalam arti pembangunan yang dilihat dari intelegensia manusia)

  1. Sosiologi Sesudah Comte
    1. Mazhab Geografi dan Lingkungan
Didalam teori ini adanya keteraturan antara keadaan alam dengan tingkah laku manusia dengan kata lain taraf kemakmuran suatu masyarakat tergantung pada keadaan alam dimana masyarakat hidup atau mentalitas manuasia ditentukan oleh faktor iklim.
    1. Mazhab Organis dan Evolusioner
Herbert spencer adalah orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas dasar empiris yang konkrit. Hal ini berarti adanya organisi fungsi yang lebih matang antara organ-organ dari organisme tersebut, dengan demikian maka organisme tersebut memiliki kreteria kompleksitas, diferensiasi, dan integrasi
    1. Mazhab Formal
Seseorang sosiologi memulai pengamatannya tehadap prilaku kongkrit tertentu atau memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antar manusia kemudian dianalisis prilaku yang timbul akibat interaksi antara individu-individu dan kelompok-kelompok.
    1. Mazhab Psikologi
Di antara sosiologi yang mendasarkan teorinya pada psikologi adalah Cabricl Tarde (1843 – 1904) dari perancis. Di mulai dengan satu dugaan atau pandangan awal bahwa gejala sosial mempunyai sifat spikologis yangterdiri dari imteraksi jiwa-jiwa individu, dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan.
    1. Mazhab Ekonomi
Di kemukakan ajaran dari Karl Marx (1818-1883), dan Max Weber (1864–1920), dengan catatan bahwa ajaran-ajaran Max weber sebenarnya mengandung aneka macam segi sebagai mana halnya dengan Durkheim. Memang, durkheim dan weber adalah dua orang tokoh sosiologi yang paling terkemuka dalam sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
Marx telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial.
    1. Mazhab Hukum
Didalam sorotannya terhadap masyarakat, Durkheim menaruh perhatian yang besar terhadap hukum yang dihubungkannya dengan jenis-jenis solidaritas yang terdapat didalam masyarakat. Hukum menurut Durkheim adalah kaidah-kaidah yang bersaksi yang berat ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, angapan-anggapan serta keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan. Didalam masyarakat dapat ditemukan dua macam saksi kaidah-kaidah hukum yaitu saksi yang represif dan saksi yang restitutif. Pada masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanis terhadap kaidah-kaidah hukum dengan saksi yang represif, sedangkan saksi-saksi restitutif terdapat pada masyarakat atas dasar solidaritas organis.
Kaidah hukum dengan saksi represif biasanya mendatangkan penderitaan bagi pelanggar-pelanggarnya. Sanksi tersebut menyagkut hari depan dan kehormatan seorang warga masyarakat, atau bahkan merampas kemerdekaan dan kenikmatan hidupnya. Kaidah-kaidah, hukum, sanksi demikian adalah hukum pidana.








           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar